WeXpats, Situs Informatif Buat Kamu Pecinta Budaya dan Gaya Hidup Jepang

21.00 Anis Dianissa 0 Comments



Seiring dengan perkembangan teknologi, kini informasi tidak hanya tersedia dalam bentuk cetak namun juga elektronik. Situsi berita online kian banyak ditemukan dengan ragam informasi menarik dan cara penyampaian yang khas. Buat kamu yang tertarik dengan budaya dan gaya hidup di Jepang, Fine & Fun rekomendasikan kamu untuk menilik situs WeXpats. Situs ini menawarkan informasi lengkap terkait pendidikan, pekerjaan, budaya, gaya hidup, dan hal-hal unik lainnya di Jepang. Apa saja sih yang ditawarkan WeXpats buat kamu? Simak ulasannya berikut!

1. Kenali seluk-beluk Jepang melalui WeXpats Guide 




WeXpats Guide berisi berbagai informasi komprehensif tentang Jepang yang dibagi kedalam 7 kategori yaitu Belajar, Pekerjaan, Kehidupan, Wisata, Bahasa Jepang, Budaya, dan Lainnya. Setiap topik dalam artikel dibahas dengan sangat detail sehingga buat orang asing yang ingin belajar atau bekerja di Jepang bisa mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan baik. Dengan membaca artikel yang diterbitkan WeXpats Guide, kamu jadi punya gambaran tentang budaya dan kehidupan di Jepang yang akan kamu hadapi nanti. Seperti kata pepatah, "when in Rome, do as the Romans do", yang berarti ketika kamu berkunjung ke suatu tempat, ikutilah aturan dan norma yang berlaku di tempat tersebut. Jadi kalau mau ke Jepang, pelajarilah budaya Jepang terlebih dahulu, salah satu caranya adalah dengan membaca artikel di WeXpats Guide!


2. Ingin bekerja di Jepang? Temukan pekerjaan yang cocok untukmu di WeXpats Jobs




WeXpats Jobs merupakan situs pencarian lowongan kerja untuk orang asing di Jepang. Lowongan pekerjaan yang tersedia sangat beragam, mulai dari pekerja kantoran, pengasuh dan perawat, logistik, engineer, dan bidang penjualan baik bersifat paruh waktu, kontrak, hingga pekerja tetap.

Kamu bisa menemukan lowongan pekerjaan yang tersedia dengan cara mengakses kotak pencarian dan memasukan kata kunci dan lokasi tempat bekerja yang kamu inginkan di Jepang. Di situs ini, kamu juga bisa menemukan pekerjaan yang sesuai berdasarkan level kemampuan bahasa Jepang, lokasi, dan jenis pekerjaan.


3. Kalau ingin tahu lebih jauh tentang Jepang dan tidak dibahas dalam WeXpats Guide, kunjungi WeXpats Forum




WeXpats Forum merupakan situs tanya jawab tentang bahasa, budaya, dan kehidupan Jepang. Eits, jangan lupa buat akun dulu, ya! Setelah itu kamu bisa berinteraksi dengan anggota forum lainnya dan mengajukan pertanyaan sepuasnya. Anggota forum akan membantu menjelaskan hal-hal yang tidak kamu pahami dan kalian bisa saling bertukar informasi. Seru, kan?


Dengan layanan yang super lengkap, WeXpats bisa menjadi jawaban kegalauan mu ketika bingung mencari informasi detail dan akurat seputar Jepang. So, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi situs-situs WeXpats!


***

0 komentar:

Pengalaman Les IELTS di Lembaga The Bright English Semarang, tentang Pengajar Asing hingga Uniknya Penamaan Ruang Kelas

12.41 Anis Dianissa 0 Comments



IELTS (International English Language Testing System) buat sebagian orang mungkin menjadi momok karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Tes IELTS menjadi salah satu syarat buat kamu yang ingin melanjutkan studi, bekerja, maupun menetap di luar negeri, terutama negara-negara Eropa. Tes IELTS menguji kemampuan bahasa Inggris dalam empat bidang: Listening (mendengarkan), Reading (membaca), Writing (menulis), dan Speaking (berbicara) yang diuji langsung secara tatap muka oleh Examiner (penguji) resmi IELTS yang sudah tersertifikasi. Selain itu, jawaban tes Listening dan Reading merupakan isian singkat, jadi kamu harus menulis jawaban dalam bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, bukan hanya memilih mana jawaban yang tepat dari soal pilihan ganda. Karena hal ini lah, bisa dikatakan bahwa tes IELTS lebih sulit dibandingkan tes TOEFL (Test Of English as a Foreign Language).

Buat kamu yang masih pemula dalam dunia per-IELTS-an, saya sarankan kalian les dulu di lembaga terpercaya. Setelah kemampuan dasar IELTS sudah kuat dan kamu sudah lebih familiar dengan tes IELTS, barulah kamu bisa memperdalam kemampuanmu dengan belajar sendiri di rumah.

Di Indonesia, ada beberapa lembaga yang menyediakan program IELTS Preparation yang terpercaya, diantaranya adalah IDP, British Council, IALF, EF, SUN English, dan The Bright English (TBE). Nah, waktu saya bekerja di Kota Semarang, saya sempat merasakan les IELTS di The Bright English setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dibandingkan lembaga les IELTS lain di Kota Semarang. Simak ulasannya berikut, ya!

1. Kenapa memilih les IELTS Preparation di The Bright English (TBE) ?


Di Kota Semarang, lembaga IELTS Preparation yang populer adalah IDP dan SUN English. Sayangnya di Semarang tidak ada British Council, sedangkan EF menurut saya lebih berpengalaman dalam TOEFL Preparation jadi tidak saya pertimbangkan.  

Setelah saya cek lebih lanjut, ternyata IDP Semarang hanya menyediakan layanan IELTS Test resmi dan tidak membuka kelas IELTS Preparation. Pilihan saya kemudian jatuh ke SUN English. Lembaga ini seringkali mengadakan Pameran Studi Internasional dan memfasilitasi persiapan dokumen untuk studi ke luar negeri sehingga sangat populer di kalangan pelajar Semarang. Tapi, setelah dicek ke SUN, biaya lesnya ternyata cukup mahal. Kelas semi privat (4-6 orang), biayanya sekitar 5.5 -  6 juta untuk durasi 60 jam, sedangkan untuk kelas privat (1-2) orang, harganya sampai 14 jutaan/60 jam. Tapi ini biaya les tahun 2018 ya, jadi mungkin sekaran sudah ada perubahan.

Pada saat mencari lembaga les IELTS Preparation ini, saya posisinya sedang bekerja di UNDIP Semarang, jadi menurut saya les 60 jam terlalu lama. Dengan pertimbangan budget dan waktu, saya memutuskan mencari lembaga lain dengan kualitas yang tetap terjamin. Nah, akhirnya saya menemukan The Bright English (TBE). Untuk kelas berisikan 4-6 orang, biaya lesnya 2.8 juta untuk 30 jam. Selain itu, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk diajarkan langsung oleh native speaker. Jadilah saya ambil kelas IELTS Preparation di TBE. 

2. Fasilitas dan sistem belajar


Sebelum kelas resmi dimulai, saya perlu mengikut Placement Test terlebih dahulu. Placement Test bertujuan untuk mengetahui level kemampuan bahasa Inggrismu, apakah beginner, intermediate, advance, dst. Kamu nantinya akan ditempatkan dalam kelas sesuai level kemampuan mu tersebut, jadi kamu akan belajar dengan orang-orang yang punya kemampuan setara. Placement Test berisi sekitar 50 soal pilihan ganda terkait grammar yang harus kamu isi dalam batas waktu 1 jam. Tesnya dilakukan di area tunggu lobby. Tenang aja, tempatnya tenang kok jadi kamu bisa konsentrasi mengerjakan soal. Setelah selesai dikerjakan, lembar tes nya diperiksa oleh petugas front office. Hasil tes menunjukan kemampuan bahasa Inggris saya ada di level intermediate, jadi kalau mau ambil IELTS Preparation nggak masalah. Kalau kemampuan kamu ternyata masih ada di level beginner atau dibawahnya, kamu disarankan mengambil kelas General English dulu untuk mempelajari bahasa Inggris dasar.

Kelas yang saya ambil berisi 4 orang termasuk saya. Kebetulan salah satu teman kelas saya adalah mahasiswa asing dari Libia yang sedang menempuh pendidikan di UNDIP. Lumayan kan, ada teman ngomong bahasa Inggris yang non-Indonesian, saya jadi bisa familiar dengan aksen bahasa Inggrisnya. Kelompok belajar saya disebut grup "Idaho", diambil dari nama negara bagian Amerika Serikat. Setiap grup memiliki ruang kelas masing-masing. Uniknya, nama ruang kelas dan aula dibuat berdasarkan nama sastrawan terkemuka dunia atau literatur hasil karyanya. Grup saya menempati ruang "Hamlet" yang merupakan nama karakter utama dalam salah satu karya sastra karangan William Shakespeare. Saya nggak sempat kelilingin semua ruang kelas, tapi setahu saya ada ruang Charlotte dan Hemingway. Saya pernah satu kali belajar di kelas Hemingway karena pada saat itu Hamlet masih ditempati grup lain. Ukuran ruangannya lebih luas sih karena disediakan untuk kapasitas 8-10 orang.

Nama ruang kelas saya diambil dari judul karya sastra terkenal

Suasana ruang belajarnya sangat nyaman dengan lantai full carpet, jendela kaca lebar, dan ber-AC. Setiap ruangan memiliki papan tulis, meja persegi yang dikelilingi 6 kursi, hingga audio set yang digunakan untuk latihan Listening. Selain itu, fasilitas toiletnya juga bersih, ada kantin di area lobby, dan tersedia lift karena TBE terletak di gedung 5 lantai dimana lantai teratas digunakan sebagai area kantor IDP Semarang. Di gedung ini juga tersedia aula luas, yang disebut Harlequin Hall, biasanya untuk acara gathering kayak buka puasa bersama, atau untuk simulasi tes IELTS.

Area lorong bersih dan rapi
 

Di sisi kiri dan kanan adalah ruang kelas untuk setiap grup


IELTS Preparation di TBE totalnya 30 jam dengan durasi 1.5 jam dalam satu kali pertemuan. Kelas diadakan 2 kali seminggu dengan jadwal rutin dari TBE yang ditetapkan setelah menyesuaikan jadwal masing-masing anggota grup. Waktu itu kelas saya diadakan setiap Senin dan Kamis pukul 15.00 - 16.30 WIB. Kalau dihitung-hitung, waktu belajar total 30 jam itu saya tempuh dalam waktu sekitar 3 bulan. Di awal pertemuan, kamu akan diberikan buku panduan IELTS dari TBE yang isinya latihan soal, pulpen, dan goodie bag yang berlogo TBE.

Jadwal kelas hari itu ada di papan tulis dekat lift, tepat sebelum masuk ke area lorong kelas


Kelas saya 100% pertemuan diajarkan oleh pengajar asing. Awalnya saya diinfokan bahwa pengajar asing akan mengisi sekitar 30-40% dari total jumlah pertemuan. Saya sempat culture shock sih karena di awal pertemuan langsung ketemu pengajar asing, di kelas ngomong full english, padahal baru pertama kali kenal IELTS. Jadi waktu kelas  hari pertama, I was like "dia ngomong apa sih >.< ". Tapi sebenarnya sistem belajar ini menguntungkan karena saya jadi terbiasa berbicara bahasa Inggris. Listening yang menjadi kelemahan saya dalam IELTS juga jadi terasah karena aksen pengajarnya agak sulit dipahami. Pengajar saya, Mr. Mark, sering travelling dan pernah tinggal di beberapa negara Eropa seperti Belgia dan Jerman jadi aksennya campur-campur gitu, bukan British, bukan American, bukan Australian juga. Wkwk

3. Mid Test dan Final Test


Mid test dilaksanakan dalam satu kali pertemuan saja dan yang dites hanya reading dan writing. Mid test saya waktu itu mendadak. Jadi saya datang ke kelas hari itu dengan hati bahagia dan pas kelas udah mau mulai, Mr. Mark tiba-tiba masuk ruangan dengan setumpuk kertas dan bilang "We have mid test today" sambil senyam-senyum -___- 

Final test-nya dilaksanakan seperti simulasi IELTS Test. Jadi ada 4 kategori yang diujikan yaitu Listening, Reading, Writing, dan Speaking dengan Mr. Mark yang bertindak selaku Examiner. Final test dilaksanakan pada dua pertemuan akhir. Hari pertama menguji kemampuan listening dan reading, sedangkan hari kedua menguji kemampuan writing dan speaking. Skor final test dijadikan acuan untuk membuat sertifikat IELTS Simulation yang dikeluarkan lembaga The Bright English (TBE). Hasil tes ini memberikan gambaran skor kamu saat mengambil tes IELTS yang sebenarnya. Skor IELTS saya setelah mengikuti les di TBE selama 30 jam adalah 6.5 atau setara dengan skor TOEFL 550. Perlu diketahui bahwa sekitar 3 tahun sebelumnya saya pernah mengikuti tes TOEFL Prediction dan mendapatkan skor 517 atau setara skor IELTS 5.5 - 6 . Jadi bisa dibilang bahwa les 30 jam di The Bright English berhasil meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan skor overall IELTS saya. Tentunya les saja nggak cukup untuk meningkatkan skor IELTS. Faktor terpenting adalah kamu harus rajin latihan soal sendiri di rumah karena waktu les 1.5 jam/pertemuan hanya cukup untuk memahami konsep. So, semuanya kembali lagi apakah kamu cukup mau berusaha. Practice makes perfect!

Bersama Mr. Mark dan teman kelas. Sayang yang dari Libia nggak hadir hari itu.
Di foto, saya berdiri di paling kanan, jilbab biru.


Buat kamu yang sedang mempertimbangkan untuk les IELTS Preparation di The Bright English, kamu bisa cek kontak dan info lengkap dengan mengakses website-nya disini .



***


0 komentar:

5 Fakta Phantom Vibration Syndrome, Merasakan Ilusi Getaran Ponsel

09.59 Anis Dianissa 0 Comments



Seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi, ponsel kini tidak lagi dianggap sebagai barang mewah namun lebih sebagai kebutuhan. Mulai dari fungsi dasar seperti menelpon atau mengirim pesan hingga fungsi tambahan seperti bermain games, semua dapat dilakukan melalui ponsel. Maka wajar saja apabila ponsel menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari generasi masa kini.

Namun, kamu perlu waspada nih! Pasalnya penggunaan ponsel yang berlebihan bisa memicu terjadinya Phantom Vibration Syndrome, kondisi dimana pengguna ponsel merasakan getaran atau dering dari ponsel yang sebetulnya tidak ada. Simak ulasan berikut untuk mengenal lebih jauh tentang sindrom unik ini!


1. 9 dari 10 orang pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome

Sumber : pixabay/StartupStockPhotos

Istilah Phantom Vibration Syndrome mungkin masih asing bagi sebagian besar orang. Namun ternyata banyak yang sudah pernah mengalami sindrom halusinasi ini.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Computers in Human Behavior menemukan sebanyak 89 persen atau sekitar 9 dari 10 mahasiswa di Amerika Serikat pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome. Kondisi ini mereka alami antara satu sampai lima bulan setelah memiliki ponsel. Bahkan 40 persen penderita mengalami sindrom ini paling tidak seminggu sekali. Studi lain pada mahasiswa kedokteran di India bagian barat juga menunjukan prevalensi yang cukup tinggi dimana 6 dari 10 orang pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome selama masa magang.


2. Tingkat stres menjadi salah satu pemicu

Sumber : pixabay/nastya_gepp

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Phantom Vibration Syndrome diantaranya penggunaan mode getar pada ponsel, jumlah telepon atau pesan masuk pada ponsel setiap harinya, serta durasi penggunaan ponsel. Tingginya penggunaan ponsel dapat memicu reaksi psikologis seperti khawatir, stres, dan depresi yang berakibat meningkatnya sensitivitas dan kecenderungan untuk salah tafsir terhadap rangsangan sensorik atau getaran.

Sederhananya, semakin sering ponselmu bergetar atau berdering maka semakin besar kemungkinan kamu mengalami 'halusinasi' getar maupun bunyi dari ponsel karena kamu merasa khawatir. Salah satu peneliti Phantom Vibration Syndrome, Dr. Robert Rosenberger dari Georgia Institute of Technology mengatakan bahwa sindrom ini terjadi karena perkembangan teknologi, seperti email dan pesan teks, membuat kita siaga sepanjang waktu sehingga mengakibatkan stres.


3. Halusinasi getar lebih sering terjadi pada pria

Sumber : pixabay.com/ThorstenF

Phantom Vibration Syndrome dapat berupa halusinasi getar maupun halusinasi bunyi dari ponsel. Studi terbaru yang dipublikasikan dalam Asian Journal of Psychiatry menunjukan prevalensi halusinasi getar pada pria sebanyak 55,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita dengan 54,7 persen. Sementara untuk halusinasi bunyi cenderung lebih sering dialami wanita yaitu sebanyak 57,1 persen.


4. Remaja dan dewasa muda merupakan kelompok rentan 

Sumber : pixabay/ghcassel

Mengingat penggunaan ponsel cenderung lebih tinggi pada kelompok usia muda dibandingkan kelompok usia tua, maka wajar apabila Phantom Vibration Syndrome lebih sering dialami oleh remaja dan orang dewasa muda. Terlebih ketika orang tersebut mengalami ketergantungan ponsel atau bidang pekerjaannya menuntut ponsel untuk terus siaga.


5. Phantom Vibration Syndrome sebagai tanda kelelahan bekerja

Sumber : pixabay/StockSnap

Phantom Vibration Syndrome diketahui sebagai salah satu tanda kamu mengalami occupational burnout atau kelelahan kerja jangka panjang. Sindrom ini seringkali terjadi pada profesi yang menuntut kesiagaan seperti dokter dan perawat maupun profesi lain di bidang pelayanan dan jasa dimana pekerjaanmu menuntut penggunaan ponsel yang intens.

Nah, apakah kamu pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome ini? Jika ya, mungkin kamu harus mulai mempertimbangkan untuk mengurangi intensitas penggunaan ponsel. Jika tidak, kamu tetap perlu menjaga kesehatan dengan bijak menggunakan ponsel.


***

0 komentar:

Review Drama Korea 'The Good Detective', Nyatanya Manusia Tidak Hitam dan Putih

22.15 Anis Dianissa 0 Comments



Kasus dimulai ketika Lee Dae Chul (Jo Jae Yun) dituduh melakukan pembunuhan seorang mahasiswi. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Beberapa tahun kemudian menjelang eksekusi matinya dilaksanakan, keraguan tentang kasus tersebut muncul. Detektif Kang Do Chang (Son Hyun Joo) dan partner barunya, Detektif Oh Ji Hyeok (Jang Seung Jo) dari Kepolisian Incheon Barat berusaha mengungkap pelaku sebenarnya dibalik kasus pembunuhan tersebut dan menyelamatkan Lee Dae Chul dari eksekusi mati. Keduanya dibantu oleh reporter kantor berita Harian Junghan, Jin Seo Kyung (Lee Elijah), mengulik kembali kasus pembunuhan tersebut dan mencari bukti ditengah waktu yang sempit. Pada akhirnya mereka mengetahui bahwa Oh Jong Tae (Oh Jung Se), CEO perusahaan asuransi yang juga merupakan sepupu Detektif Oh Ji Hyeok, adalah pelaku sebenarnya dari kasus tersebut. Tapi namanya juga orang kaya, dengan koneksinya di kepolisian, kejaksaan, dan media, kebenaran itu tertutupi dan eksekusi mati Lee Dae Chul tetap dilaksanakan sesuai jadwal.

Kang Do Chang merupakan detektif yang terlibat dalam pemeriksaan kasus pembunuhan tersebut. Setelah menyadari bahwa Ia membuat orang yang tidak bersalah dihukum mati, Ia bertekad menyelidiki kembali kasus tersebut dari awal. Sementara Detektif Oh Ji Hyeok punya kenangan masa lalu dimana ayahnya menjadi korban pembunuhan. Motivasinya untuk selalu berusaha mencari kebenaran dari setiap kasus bisa dibilang tidak terlepas dari pengalamannya tersebut. Ia tidak ingin keluarga korban mengalami ketidakadilan. Mereka inilah Si- "The good detective".

Kasus Lee Dae Chul awalnya murni direkayasa oknum kepolisian dibawah perintah ayahnya Oh Jong Tae. Namun, setelah Lee Dae Chul dinyatakan bersalah di pengadilan, pihak kejaksaan baru mengetahui bahwa mereka mendakwa orang yang salah. Pihak kejaksaan tentu saja menutupi kebenarannya walaupun mereka punya bukti bahwa Lee Dae Chul tidak bersalah. Hal ini bukan karena Oh Jong Tae menyuap pihak kejaksaan, tapi pihak kejaksaan yang memutuskan sendiri untuk menutupi kebenaran itu demi nama baik mereka.

Rapat rahasia kejaksaan, kepolisian, dan media tentang kasus Lee Dae Chul.
Hasil rapat: Tutupi kebenarannya


Selain pihak kejaksaan, oknum kepolisian, media, hingga kehakiman masing-masing punya andil dalam menutupi kebenaran kasus ini, baik sengaja atau tidak sengaja. Alasannya sederhana: takut dipecat. Jadi, kalau dipikir-pikir, Oh Jong Tae nggak punya andil besar dalam menutupi kebenaran kasus ini. Kebenarannya tertutupi karena semua pihak yang terlibat menutup mata, mereka nggak cukup berani mempertaruhkan jabatannya. Di dunia nyata, hal ini sebenarnya wajar sih menurutku. Bayangkan nih, ketika kamu dipecat, siapa yang akan menghidupi kamu dan keluargamu. Kalau misalnya diturunkan jabatannya, gimana dengan impian untuk mencapai jenjang karir yang lebih baik. Kamu gak bisa menyalahkan orang-orang ini karena setiap manusia punya egoisme. Sangat jarang orang yang mau mempertaruhkan jabatannya hanya demi mencari kebenaran untuk orang yang mereka gak kenal secara pribadi. Nah, dalam hal ini Kang Do Chang adalah polisi teladan, karena meskipun Ia juga gak mau dipecat dan butuh uang untuk kehidupannya, Ia memilih untuk mengikuti hati nurani. Sikap ini akhirnya menular ke semua anggota Tim 2 Unit Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Kepolisian Incheon Barat. Mereka kembali diingatkan akan kebanggaan sebagai polisi yang tugasnya menangkap penjahat.

Anggota Tim 2 Unit Jatanras. Maknae lagi di-bully >.<


By the way, Tim 2 Unit Jatanras ini kompak banget. Mereka memang pada akhirnya ikut membantu Detektif Kang dan Detektif Oh menyelidiki ulang kasus Lee Dae Chul. Tapi untuk sampai pada keputusan itu sedikit diwarnai drama. Soalnya mereka tahu kalau menyelidiki ulang kasus ini sama dengan mengumumkan kepada publik bahwa organisasi kepolisian melakukan kesalahan dalam penyelidikan. Jadi dalam drama ini digambarkan sisi realistis polisi, bahwa polisi itu bukan super hero, mereka bisa killed in action, dipecat, dipidah tugaskan ke daerah, nggak bisa naik jabatan, bahkan kena tindakan disiplin kalau penyelidikan nggak mengikuti protokol. Ketua tim, Detektif Woo Bong Sik, (Jo Hee Bong), paling rajin mengingatkan anggota supaya mematuhi protokol setiap mereka bertugas di lapangan.

Ketua Tim, orang paling realistis, kadang penakut, tapi merupakan pemimpin yang baik.


Pihak lain yang juga berperan dalam penyelidikan kasus Lee Dae Chul adalah Inspektur Kepolisian Incheon Barat, Moon Sang Beom (Son Jong Hak). Ia adalah atasan para detektif ini. Dalam kasus Lee Dae Chul, Ia berperan dalam memanipulasi barang bukti yang menyebabkan Lee Dae Chul berhasil didakwa. Inspektur Moon ini juga merupakan polisi korup yang seringkali menerima suap. Karena karakternya ini, saya pikir dia memanipulasi barang bukti karena disuap oleh CEO Oh Jong Tae, tapi ternyata nggak lho! Selama penyelidikan kasus Lee Dae Chul, ada detektif yang terbunuh dan dia mengira ini dilakukan  oleh Lee Dae Chul. Pada saat ini, tidak ada bukti fisik yang menunjukan bahwa Lee Dae Chul merupakan pelakunya. Oleh karena itu, Ia memalsukan barang bukti supaya Lee Dae Chul bisa ditangkap. Jadi kita nggak bisa menganggap Inspektur Moon sepenuhnya salah juga karena Ia melakukannya demi mendapatkan keadilan untuk anak buahnya dan rasa solidaritas sesama detektif. Setelah negosiasi, ancaman, hingga heart-to-heart talk dengan Detektif Kang, Inspektur Moon sebagai atasan mereka akhirnya bersedia mendukung penyelidikan ulang kasus Lee Dae Chul.


Alasan kenapa Inspektur Moon kelihatan kayak orang jahat


Karakter penting lain dari drama ini adalah Yoo Jung Seok (Ji Seung Hyun), manajer berita di Harian Junghan, atasannya Jin Seo Kyung. Ia juga adalah adik Menteri Kehakiman. Ia adalah jurnalis yang berdedikasi dan merupakan idolanya Reporter Jin. Tapi, apakah Ia sepenuhnya orang baik? Nggak juga! Ia memiliki andil besar atas pelaksanaan hukuman mati Lee Dae Chul dengan cara mengendalikan opini publik lewat artikel berita yang diterbitkan Harian Junghan. Yoo Jung Seok melakukan itu agar karir politik kakaknya bisa lebih mulus saat memegang jabatan sebagai Menteri Kehakiman, nggak terbebani dengan peraturan hukuman mati yang pada saat itu masih menjadi pro kontra di Korea Selatan. Dia juga punya alasan lain sih kenapa ngebet banget supaya Lee Dae Chul dihukum mati, but no spoiler ya. Nonton aja sendiri. Wkwkwk

Drama JTBC ini alurnya menarik dan realistis. Tapi kasus yang dibahas memang complicated karena ada banyak rahasia dan kasus lain yang terkait dengan kasus Lee Dae Chul. Ada beberapa bagian dimana saya juga nggak paham dengan dialog para pemerannya karena maknanya terlalu tersembunyi dan ekspresi pemerannya tidak terlalu mengarahkan. Tata musiknya juga kurang dramatis sih, kurang bikin deg-degan. Mungkin karena dramanya menitikberatkan pada keseharian polisi tanpa ada kasus yang luar biasa. Kasus yang dibahas terlihat rumit karena banyaknya pihak yang terlibat dan rahasia yang terungkap satu-persatu. Overall, drama 'The Good Detective' saya kasih skor 8.9/10 .


***

0 komentar: