Pengalaman Les IELTS di Lembaga The Bright English Semarang, tentang Pengajar Asing hingga Uniknya Penamaan Ruang Kelas

12.41 Anis Dianissa 0 Comments



IELTS (International English Language Testing System) buat sebagian orang mungkin menjadi momok karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Tes IELTS menjadi salah satu syarat buat kamu yang ingin melanjutkan studi, bekerja, maupun menetap di luar negeri, terutama negara-negara Eropa. Tes IELTS menguji kemampuan bahasa Inggris dalam empat bidang: Listening (mendengarkan), Reading (membaca), Writing (menulis), dan Speaking (berbicara) yang diuji langsung secara tatap muka oleh Examiner (penguji) resmi IELTS yang sudah tersertifikasi. Selain itu, jawaban tes Listening dan Reading merupakan isian singkat, jadi kamu harus menulis jawaban dalam bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, bukan hanya memilih mana jawaban yang tepat dari soal pilihan ganda. Karena hal ini lah, bisa dikatakan bahwa tes IELTS lebih sulit dibandingkan tes TOEFL (Test Of English as a Foreign Language).

Buat kamu yang masih pemula dalam dunia per-IELTS-an, saya sarankan kalian les dulu di lembaga terpercaya. Setelah kemampuan dasar IELTS sudah kuat dan kamu sudah lebih familiar dengan tes IELTS, barulah kamu bisa memperdalam kemampuanmu dengan belajar sendiri di rumah.

Di Indonesia, ada beberapa lembaga yang menyediakan program IELTS Preparation yang terpercaya, diantaranya adalah IDP, British Council, IALF, EF, SUN English, dan The Bright English (TBE). Nah, waktu saya bekerja di Kota Semarang, saya sempat merasakan les IELTS di The Bright English setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dibandingkan lembaga les IELTS lain di Kota Semarang. Simak ulasannya berikut, ya!

1. Kenapa memilih les IELTS Preparation di The Bright English (TBE) ?


Di Kota Semarang, lembaga IELTS Preparation yang populer adalah IDP dan SUN English. Sayangnya di Semarang tidak ada British Council, sedangkan EF menurut saya lebih berpengalaman dalam TOEFL Preparation jadi tidak saya pertimbangkan.  

Setelah saya cek lebih lanjut, ternyata IDP Semarang hanya menyediakan layanan IELTS Test resmi dan tidak membuka kelas IELTS Preparation. Pilihan saya kemudian jatuh ke SUN English. Lembaga ini seringkali mengadakan Pameran Studi Internasional dan memfasilitasi persiapan dokumen untuk studi ke luar negeri sehingga sangat populer di kalangan pelajar Semarang. Tapi, setelah dicek ke SUN, biaya lesnya ternyata cukup mahal. Kelas semi privat (4-6 orang), biayanya sekitar 5.5 -  6 juta untuk durasi 60 jam, sedangkan untuk kelas privat (1-2) orang, harganya sampai 14 jutaan/60 jam. Tapi ini biaya les tahun 2018 ya, jadi mungkin sekaran sudah ada perubahan.

Pada saat mencari lembaga les IELTS Preparation ini, saya posisinya sedang bekerja di UNDIP Semarang, jadi menurut saya les 60 jam terlalu lama. Dengan pertimbangan budget dan waktu, saya memutuskan mencari lembaga lain dengan kualitas yang tetap terjamin. Nah, akhirnya saya menemukan The Bright English (TBE). Untuk kelas berisikan 4-6 orang, biaya lesnya 2.8 juta untuk 30 jam. Selain itu, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk diajarkan langsung oleh native speaker. Jadilah saya ambil kelas IELTS Preparation di TBE. 

2. Fasilitas dan sistem belajar


Sebelum kelas resmi dimulai, saya perlu mengikut Placement Test terlebih dahulu. Placement Test bertujuan untuk mengetahui level kemampuan bahasa Inggrismu, apakah beginner, intermediate, advance, dst. Kamu nantinya akan ditempatkan dalam kelas sesuai level kemampuan mu tersebut, jadi kamu akan belajar dengan orang-orang yang punya kemampuan setara. Placement Test berisi sekitar 50 soal pilihan ganda terkait grammar yang harus kamu isi dalam batas waktu 1 jam. Tesnya dilakukan di area tunggu lobby. Tenang aja, tempatnya tenang kok jadi kamu bisa konsentrasi mengerjakan soal. Setelah selesai dikerjakan, lembar tes nya diperiksa oleh petugas front office. Hasil tes menunjukan kemampuan bahasa Inggris saya ada di level intermediate, jadi kalau mau ambil IELTS Preparation nggak masalah. Kalau kemampuan kamu ternyata masih ada di level beginner atau dibawahnya, kamu disarankan mengambil kelas General English dulu untuk mempelajari bahasa Inggris dasar.

Kelas yang saya ambil berisi 4 orang termasuk saya. Kebetulan salah satu teman kelas saya adalah mahasiswa asing dari Libia yang sedang menempuh pendidikan di UNDIP. Lumayan kan, ada teman ngomong bahasa Inggris yang non-Indonesian, saya jadi bisa familiar dengan aksen bahasa Inggrisnya. Kelompok belajar saya disebut grup "Idaho", diambil dari nama negara bagian Amerika Serikat. Setiap grup memiliki ruang kelas masing-masing. Uniknya, nama ruang kelas dan aula dibuat berdasarkan nama sastrawan terkemuka dunia atau literatur hasil karyanya. Grup saya menempati ruang "Hamlet" yang merupakan nama karakter utama dalam salah satu karya sastra karangan William Shakespeare. Saya nggak sempat kelilingin semua ruang kelas, tapi setahu saya ada ruang Charlotte dan Hemingway. Saya pernah satu kali belajar di kelas Hemingway karena pada saat itu Hamlet masih ditempati grup lain. Ukuran ruangannya lebih luas sih karena disediakan untuk kapasitas 8-10 orang.

Nama ruang kelas saya diambil dari judul karya sastra terkenal

Suasana ruang belajarnya sangat nyaman dengan lantai full carpet, jendela kaca lebar, dan ber-AC. Setiap ruangan memiliki papan tulis, meja persegi yang dikelilingi 6 kursi, hingga audio set yang digunakan untuk latihan Listening. Selain itu, fasilitas toiletnya juga bersih, ada kantin di area lobby, dan tersedia lift karena TBE terletak di gedung 5 lantai dimana lantai teratas digunakan sebagai area kantor IDP Semarang. Di gedung ini juga tersedia aula luas, yang disebut Harlequin Hall, biasanya untuk acara gathering kayak buka puasa bersama, atau untuk simulasi tes IELTS.

Area lorong bersih dan rapi
 

Di sisi kiri dan kanan adalah ruang kelas untuk setiap grup


IELTS Preparation di TBE totalnya 30 jam dengan durasi 1.5 jam dalam satu kali pertemuan. Kelas diadakan 2 kali seminggu dengan jadwal rutin dari TBE yang ditetapkan setelah menyesuaikan jadwal masing-masing anggota grup. Waktu itu kelas saya diadakan setiap Senin dan Kamis pukul 15.00 - 16.30 WIB. Kalau dihitung-hitung, waktu belajar total 30 jam itu saya tempuh dalam waktu sekitar 3 bulan. Di awal pertemuan, kamu akan diberikan buku panduan IELTS dari TBE yang isinya latihan soal, pulpen, dan goodie bag yang berlogo TBE.

Jadwal kelas hari itu ada di papan tulis dekat lift, tepat sebelum masuk ke area lorong kelas


Kelas saya 100% pertemuan diajarkan oleh pengajar asing. Awalnya saya diinfokan bahwa pengajar asing akan mengisi sekitar 30-40% dari total jumlah pertemuan. Saya sempat culture shock sih karena di awal pertemuan langsung ketemu pengajar asing, di kelas ngomong full english, padahal baru pertama kali kenal IELTS. Jadi waktu kelas  hari pertama, I was like "dia ngomong apa sih >.< ". Tapi sebenarnya sistem belajar ini menguntungkan karena saya jadi terbiasa berbicara bahasa Inggris. Listening yang menjadi kelemahan saya dalam IELTS juga jadi terasah karena aksen pengajarnya agak sulit dipahami. Pengajar saya, Mr. Mark, sering travelling dan pernah tinggal di beberapa negara Eropa seperti Belgia dan Jerman jadi aksennya campur-campur gitu, bukan British, bukan American, bukan Australian juga. Wkwk

3. Mid Test dan Final Test


Mid test dilaksanakan dalam satu kali pertemuan saja dan yang dites hanya reading dan writing. Mid test saya waktu itu mendadak. Jadi saya datang ke kelas hari itu dengan hati bahagia dan pas kelas udah mau mulai, Mr. Mark tiba-tiba masuk ruangan dengan setumpuk kertas dan bilang "We have mid test today" sambil senyam-senyum -___- 

Final test-nya dilaksanakan seperti simulasi IELTS Test. Jadi ada 4 kategori yang diujikan yaitu Listening, Reading, Writing, dan Speaking dengan Mr. Mark yang bertindak selaku Examiner. Final test dilaksanakan pada dua pertemuan akhir. Hari pertama menguji kemampuan listening dan reading, sedangkan hari kedua menguji kemampuan writing dan speaking. Skor final test dijadikan acuan untuk membuat sertifikat IELTS Simulation yang dikeluarkan lembaga The Bright English (TBE). Hasil tes ini memberikan gambaran skor kamu saat mengambil tes IELTS yang sebenarnya. Skor IELTS saya setelah mengikuti les di TBE selama 30 jam adalah 6.5 atau setara dengan skor TOEFL 550. Perlu diketahui bahwa sekitar 3 tahun sebelumnya saya pernah mengikuti tes TOEFL Prediction dan mendapatkan skor 517 atau setara skor IELTS 5.5 - 6 . Jadi bisa dibilang bahwa les 30 jam di The Bright English berhasil meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan skor overall IELTS saya. Tentunya les saja nggak cukup untuk meningkatkan skor IELTS. Faktor terpenting adalah kamu harus rajin latihan soal sendiri di rumah karena waktu les 1.5 jam/pertemuan hanya cukup untuk memahami konsep. So, semuanya kembali lagi apakah kamu cukup mau berusaha. Practice makes perfect!

Bersama Mr. Mark dan teman kelas. Sayang yang dari Libia nggak hadir hari itu.
Di foto, saya berdiri di paling kanan, jilbab biru.


Buat kamu yang sedang mempertimbangkan untuk les IELTS Preparation di The Bright English, kamu bisa cek kontak dan info lengkap dengan mengakses website-nya disini .



***


0 komentar: