'Karusumila', Makanan Laut Khas Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat

15.48 Anis Dianissa 0 Comments

Indonesia kaya akan sumberdaya laut via pixabay.com

Teripang atau yang biasa disebut 'karusumila' dalam bahasa daerah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, merupakan jenis hewan laut yang seringkali dikonsumsi penduduk lokal di daerah pesisir pantai. Simak ulasannya berikut ya!

Sekilas tentang Teripang


Teripang atau timun laut termasuk ke dalam filum Ekinodermata (hewan berkulit duri), sama halnya dengan bintang laut dan bulu babi/landak laut. Di seluruh dunia, terdapat 1.250 spesies teripang yang telah diketahui, namun hanya 58 jenis yang biasa dikonsumsi manusia.

Sejak ratusan tahun lalu, teripang telah dikenal sebagai obat tradisional Asia yang berguna untuk menjaga kebugaran tubuh, terutama bagi para nelayan yang membutuhkan waktu lama dan tenaga ekstra ketika mencari ikan di laut. Di Indonesia, teripang yang secara resmi dicantumkan zat gizinya dalam DKBM hanya teripang dendeng goreng saja. Berbagai jenis spesies teripang baik mentah maupun olahan belum dicantumkan kandungan zat gizinya. Mungkin bagi yang belum ngerti tentang DKBM, saya jelaskan sedikit ya. Readers, kita sebenarnya punya acuan nasional yang cukup lengkap tentang kandungan zat gizi setiap jenis makanan, mulai dari berbagai jenis nasi, biji-bijian, ikan, daging, sayur, buah, aneka jajanan hingga susu dan gula baik dalam bentuk mentah maupun olahan. Acuan nasional ini berasal dari penelitian Kementerian Kesehatan dan disebut DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kalau readers sering baca-baca artikel berita di internet, majalah, atau nonton di TV yang menyebutkan tentang makanan A mengandung protein sekian, lemak sekian, vitamin sekian, dan seterusnya, itu semua berasal dari DKBM. Jadi, mereka nggak boleh asal sebut karena semuanya sudah ada penelitiannya. Begitu. Sudah paham tentang DKBM?

Nah, sekarang saya lanjutkan bahas tentang zat gizi teripang ya. Teripang dendeng goreng yang dicantumkan dalam DKBM ternyata mengandung protein dan kalsium yang lebih tinggi dari daging sapi, daging ayam, dan sebagian besar ikan. Nggak nyangka kan? Saya yakin sih belum banyak yang tahu. Saya sebenarnya juga nggak bakal tahu kalau nggak buka DKBM demi nulis artikel ini. Hehehe…

Sejauh ini saya belum menemukan laporan resminya tentang seberapa banyak konsumsi teripang di Indonesia. Tapi kita semua pasti sadar kalau konsumsi teripang itu masih rendah. Di daerah asal saya, di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, setahu saya juga nggak banyak penduduk lokal yang makan teripang, terutama di wilayah perkotaan. Mereka mungkin nggak tahu mau makan teripang dimana karena nggak ada restoran yang jualan menu ini, atau mungkin purely didn’t know teripang itu bentuknya kayak apa, atau apakah itu jenis hewan yang bisa dimakan. Wkwkwk..

Di Kabupaten Dompu, saya tinggal pusat kota di Kecamatan Dompu. Tapi setiap liburan sekolah, saya selalu main ke rumah nenek saya di Kecamatan Hu’u. Jadi saya hobby banget makan seafood, apapun jenisnya, dan jadi sering pergi melaut. Kalau bahasa daerahnya tuh lao moti. Intinya saya 11:12 saya Si Bolang yang ada di TV itu. HAHAHA… Salah satu jenis seafood yang paling sering saya makan kalau liburan adalah teripang, atau di Kecamatan Hu'u biasa disebut karusumila. Setelah saya baca-baca di FAO Species Catalogue for Fishery Purposes No.6 yang khusus membahas tentang berbagai jenis sea cucumber di dunia, ternyata yang biasa saya makan itu merupakan spesies Holothuria arenicola dan Holothuria notabilis. CMIIW ya para ahli biologi dan kelautan :)

Holothuria arenicola dikenal di Indonesia sebagai teripang kepala putih. Konsumsi teripang ini oleh manusia masih belum banyak diketahui, kalau istilahnya FAO tuh poorly-known. Hmm.. Mungkin saya perlu kasih tahu FAO kalau di Kecamatan Hu’u, teripang jenis ini udah biasa dimakan sama penduduk lokal. :D Sementara spesies Holothuria notabilis biasa ditemukan di Great Barrier Reef (Australia) dan daerah-daerah di Samudra Hindia termasuk Madagaskar, Mozambik, dan kawasan timur Indonesia.

Di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, masyarakat biasa mengonsumsi teripang dengan bumbu asam. Nggak ada nama khusus untuk menu teripang ini, jadi saya namain aja Teripang Bumbu Asam ya. :) Di bawah ini akan saya jelaskan cara mengolahnya. Tapi mohon dimaklumi ya kalau fotonya kurang menarik. Soalnya saya fotonya udah lama, waktu zaman HP masih Nokia Asha dan belum ngerti tentang estetika fotografi makanan. Wkwkwk… Peralatannya juga seadanya, karena waktu itu masaknya di rumah nenek saya di desa. Jadi mohon maaf sebelumnya buat para food photographer di luar sana yang kali aja nggak sengaja mampir ke blog ini. ^^ Ya udah, let’s check it out!

Cara Memasak Teripang Bumbu Asam


1. Bersihkan bagian luar dan dalam teripang. Bagian luar dibersihkan seperti ketika menghilangkan sisik ikan, sedangkan bagian dalamnya dibersihkan dari organ dalam teripang dan pasir

    Bagian dalam tripang mostly isinya pasir

    2. Potong teripang menjadi beberapa bagian kecil, lalu cuci bersih sambil diperas agar tidak ada pasir dan kotoran yang menempel
    Bersihkan teripang hingga tidak ada pasir menempel
    3. Rebus teripang selama 3 menit untuk membuat dagingnya melunak
    Rebus dalam air mendidih via pixabay.com


    4. Sementara itu siapkan bumbunya yang terdiri dari irisan bawang merah, cabai, daun kemangi, dan air asam segar
    Iris bumbu untuk teripang via pixabay.com
    5. Campurkan teripang yang telah direbus dengan bumbu dan air asam. Teripang Bumbu Asam siap dinikmati
    Teripang Bumbu Asam

    Gimana readers? Tertarik mencoba?

    Bagi kamu yang berencana traveling ke Kabupaten Dompu dan mencoba menu ini, kamu mungkin harus siap-siap kecewa karena teripang bumbu asam manis ini hanya diolah di rumah penduduk lokal, tidak dikomersilkan untuk restoran dan semacamnya. Sayang sekali yaaaa :(

    0 komentar: