Pengalaman Les IELTS di Lembaga The Bright English Semarang, tentang Pengajar Asing hingga Uniknya Penamaan Ruang Kelas
12.41 Anis Dianissa 0 Comments
Buat kamu yang masih pemula dalam dunia per-IELTS-an, saya sarankan kalian les dulu di lembaga terpercaya. Setelah kemampuan dasar IELTS sudah kuat dan kamu sudah lebih familiar dengan tes IELTS, barulah kamu bisa memperdalam kemampuanmu dengan belajar sendiri di rumah.
Di Indonesia, ada beberapa lembaga yang menyediakan program IELTS Preparation yang terpercaya, diantaranya adalah IDP, British Council, IALF, EF, SUN English, dan The Bright English (TBE). Nah, waktu saya bekerja di Kota Semarang, saya sempat merasakan les IELTS di The Bright English setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dibandingkan lembaga les IELTS lain di Kota Semarang. Simak ulasannya berikut, ya!
1. Kenapa memilih les IELTS Preparation di The Bright English (TBE) ?
Setelah saya cek lebih lanjut, ternyata IDP Semarang hanya menyediakan layanan IELTS Test resmi dan tidak membuka kelas IELTS Preparation. Pilihan saya kemudian jatuh ke SUN English. Lembaga ini seringkali mengadakan Pameran Studi Internasional dan memfasilitasi persiapan dokumen untuk studi ke luar negeri sehingga sangat populer di kalangan pelajar Semarang. Tapi, setelah dicek ke SUN, biaya lesnya ternyata cukup mahal. Kelas semi privat (4-6 orang), biayanya sekitar 5.5 - 6 juta untuk durasi 60 jam, sedangkan untuk kelas privat (1-2) orang, harganya sampai 14 jutaan/60 jam. Tapi ini biaya les tahun 2018 ya, jadi mungkin sekaran sudah ada perubahan.
Pada saat mencari lembaga les IELTS Preparation ini, saya posisinya sedang bekerja di UNDIP Semarang, jadi menurut saya les 60 jam terlalu lama. Dengan pertimbangan budget dan waktu, saya memutuskan mencari lembaga lain dengan kualitas yang tetap terjamin. Nah, akhirnya saya menemukan The Bright English (TBE). Untuk kelas berisikan 4-6 orang, biaya lesnya 2.8 juta untuk 30 jam. Selain itu, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk diajarkan langsung oleh native speaker. Jadilah saya ambil kelas IELTS Preparation di TBE.
2. Fasilitas dan sistem belajar
Kelas yang saya ambil berisi 4 orang termasuk saya. Kebetulan salah satu teman kelas saya adalah mahasiswa asing dari Libia yang sedang menempuh pendidikan di UNDIP. Lumayan kan, ada teman ngomong bahasa Inggris yang non-Indonesian, saya jadi bisa familiar dengan aksen bahasa Inggrisnya. Kelompok belajar saya disebut grup "Idaho", diambil dari nama negara bagian Amerika Serikat. Setiap grup memiliki ruang kelas masing-masing. Uniknya, nama ruang kelas dan aula dibuat berdasarkan nama sastrawan terkemuka dunia atau literatur hasil karyanya. Grup saya menempati ruang "Hamlet" yang merupakan nama karakter utama dalam salah satu karya sastra karangan William Shakespeare. Saya nggak sempat kelilingin semua ruang kelas, tapi setahu saya ada ruang Charlotte dan Hemingway. Saya pernah satu kali belajar di kelas Hemingway karena pada saat itu Hamlet masih ditempati grup lain. Ukuran ruangannya lebih luas sih karena disediakan untuk kapasitas 8-10 orang.
![]() |
Nama ruang kelas saya diambil dari judul karya sastra terkenal |
3. Mid Test dan Final Test
![]() |
Bersama Mr. Mark dan teman kelas. Sayang yang dari Libia nggak hadir hari itu. Di foto, saya berdiri di paling kanan, jilbab biru. |
5 Fakta Phantom Vibration Syndrome, Merasakan Ilusi Getaran Ponsel
09.59 Anis Dianissa 0 Comments
Namun, kamu perlu waspada nih! Pasalnya penggunaan ponsel yang berlebihan bisa memicu terjadinya Phantom Vibration Syndrome, kondisi dimana pengguna ponsel merasakan getaran atau dering dari ponsel yang sebetulnya tidak ada. Simak ulasan berikut untuk mengenal lebih jauh tentang sindrom unik ini!
1. 9 dari 10 orang pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome
![]() |
Sumber : pixabay/StartupStockPhotos |
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Computers in Human Behavior menemukan sebanyak 89 persen atau sekitar 9 dari 10 mahasiswa di Amerika Serikat pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome. Kondisi ini mereka alami antara satu sampai lima bulan setelah memiliki ponsel. Bahkan 40 persen penderita mengalami sindrom ini paling tidak seminggu sekali. Studi lain pada mahasiswa kedokteran di India bagian barat juga menunjukan prevalensi yang cukup tinggi dimana 6 dari 10 orang pernah mengalami Phantom Vibration Syndrome selama masa magang.
2. Tingkat stres menjadi salah satu pemicu
![]() |
Sumber : pixabay/nastya_gepp |
Sederhananya, semakin sering ponselmu bergetar atau berdering maka semakin besar kemungkinan kamu mengalami 'halusinasi' getar maupun bunyi dari ponsel karena kamu merasa khawatir. Salah satu peneliti Phantom Vibration Syndrome, Dr. Robert Rosenberger dari Georgia Institute of Technology mengatakan bahwa sindrom ini terjadi karena perkembangan teknologi, seperti email dan pesan teks, membuat kita siaga sepanjang waktu sehingga mengakibatkan stres.
3. Halusinasi getar lebih sering terjadi pada pria
![]() |
Sumber : pixabay.com/ThorstenF |
Phantom Vibration Syndrome dapat berupa halusinasi getar maupun halusinasi bunyi dari ponsel. Studi terbaru yang dipublikasikan dalam Asian Journal of Psychiatry menunjukan prevalensi halusinasi getar pada pria sebanyak 55,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita dengan 54,7 persen. Sementara untuk halusinasi bunyi cenderung lebih sering dialami wanita yaitu sebanyak 57,1 persen.
4. Remaja dan dewasa muda merupakan kelompok rentan
![]() |
Sumber : pixabay/ghcassel |
5. Phantom Vibration Syndrome sebagai tanda kelelahan bekerja
![]() |
Sumber : pixabay/StockSnap |
***
Review Drama Korea 'The Good Detective', Nyatanya Manusia Tidak Hitam dan Putih
22.15 Anis Dianissa 0 Comments
Kasus dimulai ketika Lee Dae Chul (Jo Jae Yun) dituduh melakukan pembunuhan seorang mahasiswi. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Beberapa tahun kemudian menjelang eksekusi matinya dilaksanakan, keraguan tentang kasus tersebut muncul. Detektif Kang Do Chang (Son Hyun Joo) dan partner barunya, Detektif Oh Ji Hyeok (Jang Seung Jo) dari Kepolisian Incheon Barat berusaha mengungkap pelaku sebenarnya dibalik kasus pembunuhan tersebut dan menyelamatkan Lee Dae Chul dari eksekusi mati. Keduanya dibantu oleh reporter kantor berita Harian Junghan, Jin Seo Kyung (Lee Elijah), mengulik kembali kasus pembunuhan tersebut dan mencari bukti ditengah waktu yang sempit. Pada akhirnya mereka mengetahui bahwa Oh Jong Tae (Oh Jung Se), CEO perusahaan asuransi yang juga merupakan sepupu Detektif Oh Ji Hyeok, adalah pelaku sebenarnya dari kasus tersebut. Tapi namanya juga orang kaya, dengan koneksinya di kepolisian, kejaksaan, dan media, kebenaran itu tertutupi dan eksekusi mati Lee Dae Chul tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
Kang Do Chang merupakan detektif yang terlibat dalam pemeriksaan kasus pembunuhan tersebut. Setelah menyadari bahwa Ia membuat orang yang tidak bersalah dihukum mati, Ia bertekad menyelidiki kembali kasus tersebut dari awal. Sementara Detektif Oh Ji Hyeok punya kenangan masa lalu dimana ayahnya menjadi korban pembunuhan. Motivasinya untuk selalu berusaha mencari kebenaran dari setiap kasus bisa dibilang tidak terlepas dari pengalamannya tersebut. Ia tidak ingin keluarga korban mengalami ketidakadilan. Mereka inilah Si- "The good detective".
Kasus Lee Dae Chul awalnya murni direkayasa oknum kepolisian dibawah perintah ayahnya Oh Jong Tae. Namun, setelah Lee Dae Chul dinyatakan bersalah di pengadilan, pihak kejaksaan baru mengetahui bahwa mereka mendakwa orang yang salah. Pihak kejaksaan tentu saja menutupi kebenarannya walaupun mereka punya bukti bahwa Lee Dae Chul tidak bersalah. Hal ini bukan karena Oh Jong Tae menyuap pihak kejaksaan, tapi pihak kejaksaan yang memutuskan sendiri untuk menutupi kebenaran itu demi nama baik mereka.
![]() |
Rapat rahasia kejaksaan, kepolisian, dan media tentang kasus Lee Dae Chul. Hasil rapat: Tutupi kebenarannya |
Selain pihak kejaksaan, oknum kepolisian, media, hingga kehakiman masing-masing punya andil dalam menutupi kebenaran kasus ini, baik sengaja atau tidak sengaja. Alasannya sederhana: takut dipecat. Jadi, kalau dipikir-pikir, Oh Jong Tae nggak punya andil besar dalam menutupi kebenaran kasus ini. Kebenarannya tertutupi karena semua pihak yang terlibat menutup mata, mereka nggak cukup berani mempertaruhkan jabatannya. Di dunia nyata, hal ini sebenarnya wajar sih menurutku. Bayangkan nih, ketika kamu dipecat, siapa yang akan menghidupi kamu dan keluargamu. Kalau misalnya diturunkan jabatannya, gimana dengan impian untuk mencapai jenjang karir yang lebih baik. Kamu gak bisa menyalahkan orang-orang ini karena setiap manusia punya egoisme. Sangat jarang orang yang mau mempertaruhkan jabatannya hanya demi mencari kebenaran untuk orang yang mereka gak kenal secara pribadi. Nah, dalam hal ini Kang Do Chang adalah polisi teladan, karena meskipun Ia juga gak mau dipecat dan butuh uang untuk kehidupannya, Ia memilih untuk mengikuti hati nurani. Sikap ini akhirnya menular ke semua anggota Tim 2 Unit Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Kepolisian Incheon Barat. Mereka kembali diingatkan akan kebanggaan sebagai polisi yang tugasnya menangkap penjahat.
![]() |
Anggota Tim 2 Unit Jatanras. Maknae lagi di-bully >.< |
By the way, Tim 2 Unit Jatanras ini kompak banget. Mereka memang pada akhirnya ikut membantu Detektif Kang dan Detektif Oh menyelidiki ulang kasus Lee Dae Chul. Tapi untuk sampai pada keputusan itu sedikit diwarnai drama. Soalnya mereka tahu kalau menyelidiki ulang kasus ini sama dengan mengumumkan kepada publik bahwa organisasi kepolisian melakukan kesalahan dalam penyelidikan. Jadi dalam drama ini digambarkan sisi realistis polisi, bahwa polisi itu bukan super hero, mereka bisa killed in action, dipecat, dipidah tugaskan ke daerah, nggak bisa naik jabatan, bahkan kena tindakan disiplin kalau penyelidikan nggak mengikuti protokol. Ketua tim, Detektif Woo Bong Sik, (Jo Hee Bong), paling rajin mengingatkan anggota supaya mematuhi protokol setiap mereka bertugas di lapangan.
![]() |
Ketua Tim, orang paling realistis, kadang penakut, tapi merupakan pemimpin yang baik. |
Pihak lain yang juga berperan dalam penyelidikan kasus Lee Dae Chul adalah Inspektur Kepolisian Incheon Barat, Moon Sang Beom (Son Jong Hak). Ia adalah atasan para detektif ini. Dalam kasus Lee Dae Chul, Ia berperan dalam memanipulasi barang bukti yang menyebabkan Lee Dae Chul berhasil didakwa. Inspektur Moon ini juga merupakan polisi korup yang seringkali menerima suap. Karena karakternya ini, saya pikir dia memanipulasi barang bukti karena disuap oleh CEO Oh Jong Tae, tapi ternyata nggak lho! Selama penyelidikan kasus Lee Dae Chul, ada detektif yang terbunuh dan dia mengira ini dilakukan oleh Lee Dae Chul. Pada saat ini, tidak ada bukti fisik yang menunjukan bahwa Lee Dae Chul merupakan pelakunya. Oleh karena itu, Ia memalsukan barang bukti supaya Lee Dae Chul bisa ditangkap. Jadi kita nggak bisa menganggap Inspektur Moon sepenuhnya salah juga karena Ia melakukannya demi mendapatkan keadilan untuk anak buahnya dan rasa solidaritas sesama detektif. Setelah negosiasi, ancaman, hingga heart-to-heart talk dengan Detektif Kang, Inspektur Moon sebagai atasan mereka akhirnya bersedia mendukung penyelidikan ulang kasus Lee Dae Chul.
![]() |
Alasan kenapa Inspektur Moon kelihatan kayak orang jahat |
Karakter penting lain dari drama ini adalah Yoo Jung Seok (Ji Seung Hyun), manajer berita di Harian Junghan, atasannya Jin Seo Kyung. Ia juga adalah adik Menteri Kehakiman. Ia adalah jurnalis yang berdedikasi dan merupakan idolanya Reporter Jin. Tapi, apakah Ia sepenuhnya orang baik? Nggak juga! Ia memiliki andil besar atas pelaksanaan hukuman mati Lee Dae Chul dengan cara mengendalikan opini publik lewat artikel berita yang diterbitkan Harian Junghan. Yoo Jung Seok melakukan itu agar karir politik kakaknya bisa lebih mulus saat memegang jabatan sebagai Menteri Kehakiman, nggak terbebani dengan peraturan hukuman mati yang pada saat itu masih menjadi pro kontra di Korea Selatan. Dia juga punya alasan lain sih kenapa ngebet banget supaya Lee Dae Chul dihukum mati, but no spoiler ya. Nonton aja sendiri. Wkwkwk
Drama JTBC ini alurnya menarik dan realistis. Tapi kasus yang dibahas memang complicated karena ada banyak rahasia dan kasus lain yang terkait dengan kasus Lee Dae Chul. Ada beberapa bagian dimana saya juga nggak paham dengan dialog para pemerannya karena maknanya terlalu tersembunyi dan ekspresi pemerannya tidak terlalu mengarahkan. Tata musiknya juga kurang dramatis sih, kurang bikin deg-degan. Mungkin karena dramanya menitikberatkan pada keseharian polisi tanpa ada kasus yang luar biasa. Kasus yang dibahas terlihat rumit karena banyaknya pihak yang terlibat dan rahasia yang terungkap satu-persatu. Overall, drama 'The Good Detective' saya kasih skor 8.9/10 .
***
About Me
Total Tayangan Halaman
Popular Posts
-
Memasuki area kampus Undip Tembalang Tak terasa masa perkuliahan semester baru akan segera dimulai. Kamu yang sudah diterima menjadi ...
-
Kasus dimulai ketika Lee Dae Chul (Jo Jae Yun) dituduh melakukan pembunuhan seorang mahasiswi. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi ...
-
Drama Saeguk Empress Ki (2013) Dibalik lelaki yang hebat ada wanita yang hebat. Tampaknya pepatah itu cocok untuk menggambarkan drama i...
-
Setelah postingan sebelumnya membahas tentang jenis Teripang Karusumila yang merupakan makanan laut khas Kabupaten Dompu, kali ini kita aka...
-
Drama Korea Ghost (2012) Jangan salah sangka ketika membaca judul drama ini karena Ghost bukan menceritakan dunia perhantuan. Ghost at...
-
Tradisi tujuh bulanan bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia dengan beragam cara dan kebiasaan, termasuk pula masih dilestarik...
-
Dari judulnya kamu pasti bisa nebak kalau fokus drama ini adalah tentang kehidupan bankir dan dunia perbankan di Korea Selatan. Membosankan ...
-
IELTS (International English Language Testing System) buat sebagian orang mungkin menjadi momok karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Te...
-
Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip Tembalang Tes masuk perguruan tinggi telah usai. Kamu yang sejak awal menjadikan jurusan ke...
-
Love Me If You Dare (2015) Walaupun judul drama ini kelihatan kayak drama percintaan, tapi Love Me If You Dare merupakan drama China ...
0 komentar: