Review Drama Korea 'The Pied Piper of Hamelin', Negosiator Krisis Gak Kalah Keren dengan Detektif!

16.18 Anis Dianissa 3 Comments


Pernah dengar istilah negosiator? Profesi ini bertugas untuk mewakili suatu institusi dalam mencapai kesepakatan paling menguntungkan kedua belah pihak. Sejauh yang saya tahu, baru kali ini ada drama korea yang mengulik tentang profesi tersebut. Apalagi negosiator dalam drama ini difokuskan pada Unit Negosiasi Krisis di Badan Kepolisian. Keren kan?

Negosiator kepolisian memegang peranan penting ketika menghadapi kasus seperti upaya bunuh diri, penyanderaan, pembajakan, atau situasi teror. Sebelum Tim SWAT diturunkan, tim negosiasi lah yang berada di garda terdepan. Tujuannya supaya ada kesepakatan antara pelaku dengan kepolisian yang dapat meminimalisir kerusakan atau jatuhnya korban, dengan menggunakan kata-kata sebagai senjatanya.

Oke, sekarang udah ada gambaran tentang profesi negosiator? Yuk langsung simak review nya ya!

Joo Sung Chan (Shin Ha Kyun) merupakan negosiator independen yang kompeten. Suatu hari, Ia diminta oleh pimpinan K-Group, Seo Gun Il (Jeon Kuk Hwan) untuk menjadi negosiator mewakili perusahaan mereka ke Filipina. Jadi ternyata, 5 orang pekerja perusahaan tersebut disandera dan pelakunya minta uang tebusan 5 juta dolar. Pimpinan Seo hanya menyediakan 1 juta dolar dan Ia minta agar Joo Sung Chan menyelamatkan pekerjanya, terserah berapa orang yang penting perusahaan udah usaha. Akibatnya, Sung Chan hanya bisa menyelamatkan 4 orang. Di depan media, mereka bilang kalau 1 orang meninggal karena penyakit endemis, padahal sih gak. Ia meninggal karena ditembak penculiknya selama proses negosiasi, namun kebenaran itu disembunyikan dari publik dan Sung Chan dipuja sebagai pahlawan.

Kasus penyanderaan di Restoran Prancis

Beberapa lama setelahnya, terjadi penyanderaan di restoran prancis tempat tunangannya Sung Chan bekerja sebagai Chef. Pelaku ternyata merupakan korban selamat dari penyanderaan di Filipina. Ia menuntut agar kebenaran dibalik kematian saudaranya dibeberkan kepada publik. Kapten Oh Jung Hak (Sung Dong Il) dari Unit Negosiasi Krisis turun tangan untuk berbicara dengan pelaku. Namun naas, ketika negosiasinya berhasil, bom bunuh diri pelaku meledak melalui pengedali jarak jauh yang diaktifkan seseorang. Orang tersebut merupakan otak di balik kejadian penyanderaan dan diketahui sebagai 'The Pied Piper' atau 'Si Peniup Seruling', karena ketika menelepon calon pelaku, Ia selalu bersiul dengan lagu dari dongeng 'The Pied Piper of Hamelin'.

Si Peniup Seruling ternyata merupakan dalang dari beberapa kasus kejahatan yang terjadi selanjutnya, seperti perampokan Bank Segi milik K-Group, penyaderaan oleh petugas polisi di Trauma Center Kepolisian, dan aksi teror yang terjadi di stasiun TV nasional TNN. Setelah penyelidikan, Unit Negosiasi Krisis kemudian menyadari bahwa semua kasus tersebut berhubungan dengan kerusuhan pembangunan New Town oleh K-Group 13 tahun yang lalu.

Jadi siapakah sebenarnya Si Peniup Seruling ini? Apakah Ia korban, saksi mata, atau polisi yang terlibat dalam kerusuhan tersebut? Yang jelas, menebak identitas otak kriminal ini merupakan hal yang bikin geregetan sendiri bagi penonton, termasuk saya! Berdasarkan pengalaman saya nonton drama-drama detektif, biasanya sih master mind-nya udah kelihatan mencurigakan sejak episode-episode awal. Tapi untuk drama ini, saya gak bisa menebak dengan tepat siapa Si Peniup Seruling ini hingga mendekati episode akhir. Memang ada satu karakter yang terlihat mencurigakan dari awal, tapi di tengah-tengah dia mulai kelihatan bisa dipercaya. Apalagi muncul kandidat kuat lain yang bisa jadi Si Peniup Seruling. Ah, this drama doesn't really give my mind a break! Wkwkwk

Hari pertama Yeo Myung Ha bergabung dengan Unit Negosiasi Krisis, kaget karena lokasi kantornya di basement. Wkwk

Oh iya, saya perlu memperkenalkan juga nih anggota dari Unit Negosiasi Krisis. Ada kapten Tim Kong Ji Man (Yoo Seung Mok), Profiler Jo Jae Hee (Jang Sung Bum), Ahli IT Choi Sung Bum (Oh Eui Sik), dan Negosiator Yeo Myung Ha (Jo Yoon Hee) yang memilih masuk unit ini walaupun Ia sebenarnya bisa masuk Tim SWAT. Joo Sung Chan juga nantinya bergabung dengan tim ini sebagai Konsultan Negosiator. Tim ini bekerja sama untuk menemukan dalang dibalik aksi-aksi teror di Seoul, Si Peniup Seruling.

Rangkaian aksi kejahatan yang didalangi Si Peniup Seruling dilakukan untuk balas dendam pada orang yang terlibat dalam kasus kerusuhan New Town 13 tahun lalu sekaligus mengungkap kebenaran tentang kasus tersebut kepada publik. Pada aksi puncak, targetnya adalah putra kesayangan Pemimpin K-Group, Seo Joon (Choi Won Hong). Pesawat yang ditumpanginya menuju Shanghai diretas sehingga arah penerbangan berubah. Dimana pesawat tersebut akan mendarat tergantung pada voting masyarakat lewat internet - yang tentu saja awalnya dikira itu cuma bercandaan. Tempat mendarat yang ditentukan ada 3, yaitu: (1) K-Tower yang merupakan markas pusat K-Group di tengah Kota Seoul, (2) Area pembangunan kembali di daerah Gucheon, dan (3) Tempat Ini. Cukup misterius yah pilihan ke-3 nya?

Di Pusat Markas Darurat di Kantor Kepolisan, pilihan ke-3 ini terlihat dengan keterangan lokasi Kantor Polisi Seoul. 40 menit sebelum bahan bakar pesawat habis dan pesawat hampir menabrak K-Tower, Joo Sung Chan kemudian mengetahui bahwa keterangan lokasi di pilihan ke-3 akan berbeda tergantung lokasi laptop/komputer/smartphone berada. Masyarakat yang melakukan voting tentu saja gak mau memilih lokasi mereka berada saat ini - yang ditulis dengan keterangan 'Tempat Ini' - sebagai lokasi pendaratan pesawat. Itulah yang direncakan Si Peniup Seruling sejak awal, yaitu mengarahkan pesawat agar menabrak K-Tower atau Area Pembangunan Kembali Gucheon, memilih antara Si Kaya atau Si Miskin, karena Ia tahu bahwa manusia itu egois, dan gak ada yang rela mengorbankan tempat tinggalnya buat jadi tempat pendaratan pesawat. Sama seperti masyarakat yang melupakan penderitaan korban kerusuhan pembangunan New Town 13 tahun lalu, karena semua orang sibuk dengan hidupnya masing-masing.

Joo Sung Chan bahkan membacakan identitas para penumpang pesawat beserta latar belakangnya, bikin semua orang yang menonton siaran itu tergerak buat ke Lapangan Terbang Seongji

Dengan diketahuinya rahasia dibalik lokasi no-3, Tim di Markas Darurat bisa mengusahakan agar pesawat mendarat di landasan terdekat, Lapangan Terbang Seongji. Berkat himbauan menyentuh dari Joo Sung Chan yang disiarkan stasiun TV, ribuan orang berbondong-bondong ke Lapangan Terbang Seongji sambil membawa smartphone masing-masing agar bisa memvoting lokasi tersebut. Inget kan kalau pesawat hanya bisa berubah arah ketika lokasi yang dipilih memenangkan voting terbanyak?

Jujur aja, adegan dimana orang-orang berlari, naik bus rame-rame, hingga menelpon kenalannya untuk menuju Lapangan Terbang Seongji demi menyelamatkan 72 penumpang pesawat yang hampir menabrak K-Tower, itu benar-benar menyentuh! T_T

Lautan cahaya smartphone di Lapangan Terbang Seongji, berhasil bikin mewek T_T

Anyway, saya highly recommended drama ini buat ditonton bagi kamu yang suka drama genre police, thriller, psychological. Apalagi profesi yang diangkat juga jarang-jarang ada di drama korea lain. Kalian juga bisa ngerasain main tebak-tebakan sama writer-nim tentang siapa Si Peniup Seruling sebenarnya. Wkwkwk.. Overall, saya kasih nilai 8,5/10 buat drama The Pied Piper of Hamelin. Nilai plus juga karena OST-nya bagus, judulnya Our Story, dinyanyiin sama member Spica, Kim Bo Hyung.

"...Tonight ~
I wish I could hear things deep from your heart
I can ask you no more
I just wanna see you smile

You know you can tell me everything"

Lagu diatas pas banget buat menggambarkan profesi negosiator kepolisian. Mendengarkan tuntutan pelaku, mengetahui alasan melakukan aksinya supaya kemudian dikomunikasikan. Because everything happens for a reason. Seperti salah satu kutipan dialog dalam drama ini, "aksi teror tercipta karena kurangnya komunikasi dalam masyarakat".

Segala yang terjadi dalam hidup kita memang adalah pilihan. Tapi alangah baiknya kalau berada dalam lingkungan yang membuat kita selalu memilih jadi orang baik.


***


3 komentar: